Selasa, 12 Mei 2015

He is so Perfect! (Part 4)

Main Cast : Park Thunder
                      Jung Krystal

Other Cast : udah taulah siapa aja...


Sebenernya gw Pribadi bingung juga sih, judul sama ceritanya agak lari...judulnya menceritakan laki-laki yang sempurna, tapi di ceritanya, kesempurnaa seorang Park Thunder kurang kelihatan. Yahhh pokonya baca terus aja, nanti gw usaha masukin ceritanya*plak

***

Musim semi mulai muncul, semua siswa-siswi SMA Seoul Senior High School terlihat masuk kedalam gerbang sekolah dengan ekspresi bahagia setelah sebulan tak bertemu, tidak ada lagi mantel atau sweater tebal yang mereka kenakan, melainkan kemeja putih dengan bawahan kotak-kotak bernuansa merah dan hitam, serta rompi yang senada dengan bawahannya, tak lupa dasi berwarna hitam.

Sama seperti siswa-siswi yang lain, Krystalpun terlihat ceria, dia berjalan dibalkon sekolah sambil mendengarkan lagu, dibiarkannya angin menerbangkan rambut panjang dan indahnya itu...

"Krystal! kukira kau dimana! ternyata kau di balkon!" ucap Suzy ngos-ngosan dengan muka memerah dan bandana merah yang senada dengan pakaiannya itu.

"Oh? wae? aku datang lebih cepat agar bisa melihat pemandangan ini" ucap Krystal sambil melepaskan headsetnya.

"Hmm...hanya mencari saja, by the way...tadi anak-anak menanyakan mengenai hubunganmu dengan Thunder dikelas" ucap Suzy sambil menunduk pelan, dia tau Krystal tidak suka kabar ini.

"Argh! mereka pasti mengetahuinya! lalu kau jawab apa?" Ucap Krystal sedikit emosi.

"Aku hanya bilang kalau berita itu salah, kalian hanya pergi untuk membeli hadiah ulang tahunku dan Sulli" ucap Suzy dengan rasa tidak enak pada sahabatnya itu.

"Huft! baguslah baguslah" ucap Krystal sambil mengangguk pelan.

***

Sementara itu Thunder terlihat asik membaca buku di kelasnya dengan earphone yang menyangkut ditelinganya, semua anak dikelasnya sudah mengerti bahwa Thunder tidak bisa diganggu jika dalam keadaan seperti itu.

"Anyeong!!" Jiyeon masuk kedalam kelas Thunder dengan suara teriakan cemprengnya, namun sayangnya tidak ada yang menyambutnya. Sudah Jelas, kelasnya kan bukan disini...tapi dia bisa seenaknya berteriak mengganggu ketenangan kelas itu.

"Wuah! Jiyeon, ada apa?" tanya Mir yang kebetulan mau keluar kelas.

----

Thunder POV

"....." Yahhh kenapa ketika sedang asik menikmati suara indah milik IU tiba-tiba lagunya mati? perasaan aku tidak memencet pause?

"Kau tau? teman kita Sulli?? dia sudah memiliki namjachingu di tempat karantinanya!!!" Sumber suara itu berasal dari Jiyeon didepan pintu yang sedang bebricara dengan Mir, sudah lama tidak melihat tampang menor miliknya...

Tapi, coba kucerna lagi. Sulli? Sulli memiliki namjachingu?? nuguya? Istirahat nanti akan kutanya pada Krystal atau Suzy jika bertemu...jujur aku tidak begitu saja percaya dengan kabar dari Nona Menor seperti Jiyeon, bisa saja dia mengarang? apalagi semenjak surat darinya saat kelas X dulu...

***

Jam istirahatpun tiba, aku segera merapikan buku-buku dimejaku dan bersiap ke kantin bersama Mir dan Myungsoo...

"Cepat!" ucap Myungsoo sedikit membentak karena suasana dikoridor sekolah sedikit berisik, aku hanya mengangguk dan buru-buru memasukan buku kedalam tas, Namun...karena kurang hati-hati beberapa lembar dari file ku berjatuhan...

"Argh!" gerutuku sambil mengumpulkannya asal, namun ternyata saat kuperhatikan ada salah satu lembar bertuliskan...

"Awal Musim Semi : Choi Saem memanggil, H-4 Nenek sihir debat"

Ah! iyaa...aku lupa soal itu! Choi Saem menyuruhku keruangannya untuk membahas latihanku dengan Krystal! hufftt.......Mian Myungsoo-ah, Mir-ah....



"Wae?" tanya myungsoo saat aku tiba di depan kelas.

"Jangan bilang si murid teladan punya janji dengan guru?" tebak Mir dan itu benar sekali! aku hanya mengangguk pelan dan menyengir tak enak kepada mereka.

"Yah!! sudah kuduga, yasudah....kita berjalan sampai ruangan guru, lalu kau kedalam dan kami ke kantin!" ucap Myungsoo sambil merapikan rambutnya dan kamipun berjalan menuju Ruang guru.

***

Kubuka pintu Hitam itu, dan masuk kedalamnya...semua guru sibuk dengan tugas mereka, ada yang asik mempoles pipi dengan bedak, ada yang sibuk berkutat dengan dokumen-dokumennya, ada yang sedang makan, dan sebagainya.

"Eh? Park Thunder...mencari siapa?" tanya Kwon saem yang sedari tadi hanya duduk termenung dimeja Piket.

"Anyeon saem, aku mencari Choi saem, dia memanggilku" ucapku dengan sopan, Kwon saem adalah wali kelasku saat kelas X, dia sangat baik dan tegas.

"Oh? kamu taukan ruangannya? dia ada disana kok" ucap Kwon saem sambil menatap pintu berwarna coklat dipojok ruangan ini.

"Arraso, gomawo saem" ucapku dan membungkuk 90 derajat lalu berlari kecil keruangan yang ku tuju.


Saat hendak membuka pintu, mataku tertuju pada Krystal yang duduk disamping Tanaman Hias dengan wajah bosan, kenapa dia tidak masuk? malahan duduk disudut ruangan seperti anak terbuang.

"Ya! kenapa kau disini? bukannya masuk?" tanyaku menghampirinya, diapun mendongkakan kepalanya dan dan tersenyum kecut.

"Kajja!" ucapku dan kembali membuka pintu Choi saem, dia mengikutiku untuk masuk.

Saat kubuka pintunya....

Thunder POV end

-----

Author POV

"Thunder? Krystal! akhirnya kalian datang...." ucap Choi Saem sambil merapikan Blazer yang dia gunakan.

Thunder dan Krystal hanya tersenyum kecut, pemikiran mereka bukan ke arah Choi saem melainkan siswi yang duduk didepan Choi saem...

Jiyeon...

Sadar bahwa kedua muridnya itu menatap ke arah Jiyeon, Choi saem hanya tertawa garing untuk mencairkan suasana, sebenarnya dia berfikir kenapa ekspresi Thunder dan Krystal jadi aneh saat bertemu Jiyeon? bukankah seharusnya mereka saling menyapa karena teman satu angkatan?

"Kalian pasti bertanya-tanya kenapa Saem aja Jiyeon kesini, yakan?" ucap Choi saem dengan senyum manisnya, Krystal hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu dan mengangguk pelan, beda dengan Thunder yang menatap guru didepannya datar.

"Jadi begini, setelah musim dingin yang panjang...saem melihat bahwa potensi debat dimiliki juga oleh chingu kalian yang satu ini...Jiyeon memiliki kualitas berdebat yang baik juga...tidak ada salahnya kalau kita adu Jiyeon dan Krystal kan?" ucap Choi saem.

Thunder sontak menatap Krystal, Krystal hanya tersenyum kecil, tapi Thunder tau hati Krystal remuk mendengar berita ini, selain kecewa karena ada kemungkinan akan diganti, Krystal juga pasti kecewa karena pesaingnya adalah musuh bubuyutannya.

"Bagimana Krystal?" tanya Choi Saem 

"Lebih baik saya mengundurkan diri saem..."

Semua mata menatap Krystal kaget, Choi saem dan Thunder kaget akan penuturan Krystal tadi, mana Krystal yang pantang menyerah selama ini? beda dengan Jiyeon yang telihat kaget dengan beribu rasa kemenangan.

"ehm, tidak tidak...kalian harus diadu...Krystal selama ini berlatih dengan Thunder, tapi...kalau langsung menyerah kan tidak baik, mungkin kamu shock dengan pernyataan saya tadi, jadi saya harap kamu bisa berfikir lagi" ucap Choi Saem.

---
Jiyeon POV

Krystal? berlatih dengan Thunder? jadi gosip yang selama ini benar-benar terjadi? mereka benar-benar kencan? dan menghabiskan musim dingin kali ini berdua? ck! bodoh sekali Thunder bisa termakan oleh tipu muslihat si gadis sombong seperti Krystal!

Sehabis dari Ruang guru, aku menghampiri Hyuna dikelas, dia terlihat asik berlatih dance dengan klubnya yang mayoritas ada dikelas kami.

"Hyuna-ah!" panggilku dengan ekspresi kesal.

"Jiyeon? wae? kenapa ekspresimu terlihat berantakan seperti itu?" tanya Hyuna sambil mengelus rambutku pelan.

"Aku sial! sial !sial!!" gerutuku kesal, hanya dia yang bisa menghiburku disaat terpuruk seperti ini, semua ambisiku bisa dia lakukan dengan baik, dia memang teman yang sangat sangat baik!

"Sial kenapa? tidak ada kata sial dalam kamusmu! geutchi?" ucap Hyuna sambil duduk dimejaku.

"Setelah Sulli bisa menjadi model terkenal, sekarang? KRYSTAL! dia bisa berduaan dengan Thunder dimusim dingin kemarin!!" ucap Jiyeon kesal.

"Mwo? jadi berita itu benarr??" pekik Hyuna, Jiyeon hanya mengangguk cepat.

"Anak itu belum puas dengan kejadian satu tahun yang lalu, eoh?" ucap Hyuna dengan ekspresi dendam pada wajahnya, Jiyeon hanya tersenyum kecil melihat temannya itu terbawa emosi karena perkataanya.

Jiyeon POV end

___

Author POV

"Kau meyerah berarti kau kalah!" ucap Thunder dibalkon sekolah setelah dari ruang guru tadi.

"Aku tidak peduli! asalkan jangan berhubungan dengan yeoja itu! aku tidak suka dengannya!! aku benci melihat wajahnya!!" ucap Krystal memekik seperti ingin menangis.

"Begitu beratkah kejadian satu tahun yang lalu sehingga kau seperti ini dengannya? tidak mau masuk ruangan choi saem karena ada dia disana?" ucap Thunder mendekat ke Krystal.

"Berat! sangat berat! aku takut masuk sekolah, aku takut keluar kelas, aku takut menggunakan barang-barang pribadiku, rasanya aku seperti manusia terkena kusta dimana setiap orang melihatku mereka memandangku jijik!" ucap Krystal mengepalkan tangannya menahan emosinya.

"Maka dari itu, kau harus menunjukan pada mereka kalau kau bisa mengalahkan Park Jiyeon itu! balaskan dendam Sulli kepadanya!" ucap Thunder menatap Krystal serius.

----
Krystal POV

Sulli Sulli dan Sulli! bisakah dia tidak membahas nama itu dalam kondisi seperti ini? saat gosip itu ada, saat keadaan seperti ini, semua beban ada padaku! bukan Sulli!! kenapa dia berkata Sulli Sulli dan Sulli????

"Wae?" tanyanya tanpa rasa bersalah saat aku menatapnya geram.

"Ya! apakah kau tidak sadar kalau semua yang kau lakukan berhubungan dengan Sulli,Sulli dan Sulli? sekarang ini masalah ada padaku! kau kalau membantuku, bantulah dengan ikhlas! bukan karena seorang Sulli atau apapun itu! Sulli sedang bergembira dikarantinanya dengan namjachingunya...dia tidak tau masalah disini!" ucapku dengan ekspresi geram, kuluapkan semua amarahku didepannya.

"M..Mwo? Namjachingu???" kaget Thunder dengan ekspresi mati kutu...

"Neo molla?" dia tidak tau berita itu? meyukai gadis itu tapi, tidak tau perkembangannya saat dikarantina, dia kira dengan adanya Sulli dikarantina, dia sudah aman? pabo!

"Nugu?" tanya Thunder dengan suara dingin, OH MY GOD! aku salah bicara?

"Aigoo....tanyalah sendiri, aku malas membahasnya" ucapku sambil berjalan meninggaljannya sendirian diatas balkon.

***

"Ya! Thunder itu tidak tau kalau Sulli sudah memiliki namja chingu?!" ucapku pada Suzy saat kami sudah dikelas.

"Molla, kurasa tidak...." ucap Suzy sambil memainkan ponselnya, Park Saem tidak masuk lagi hari ini karena anaknya yang paling muda sakit, Ck!

"Pantas saja" gumamku dan membuka materi pelajaran, sudah 3 minggu Park Saem tidak mengajar, aku akan ketinggalan pelajaran jauh nanti!

"Pantas kenapa?" tanya Suzy yang ternyata mendengar gumamanku tadi, jeli sekali telingaya! hahaah

"Thunder terlihat kaget saat aku menceritakan tentang namjachingu Sulli" ucapku pelan, huft! biar mereka saja yang mengurus masalah mereka! terlalu merepotkan jika aku ikut campur

Krystal POV end
----

Author POV

"Tapi Krystal ada lomba debat Noona! dia pasti focus pada lombanya!!" ucap Thunder seraya turun dari tangga dengan cepat.

"Tapi....Pemotretannya 2 minggu lagi... tidak usah terburu-buru, kau ini kenapa sih?" ucap Sandara mengikuti Thunder berjalan ke dapur.

"Noona! stop memaksa, aku tidak mau disuruh-suruh mengejar model-modelmu! urus itu sendiri! apalagi dia seperti Krystal!" ucap Thunder berbalik badan dengan ekspresi kesal pada Sandara.

"Aku tidak memaksa! hanya minta tolong, kulakukan ini karena aku percaya denganmu Park Thunder!" ucap Sandara ngotot, Thunder hanya menghela nafas pelan.

Drrtt....

"Sulli menelepon" ucap Thunder pada Noonanya dan pergi meninggalkan dapur.

***

"Selesai!" ucap Jessica didepan komputer rumah dengan senyuman puasnya...

"Selesai apa? tanya Krystal yang baru selesai mandi sambil menggosok-gosokan rambut basahnya dengan handuk biru miliknya.

"Mengirim lamaran..." ucap Jessica dengan senyuman manisnya, terlihat ekspresi kegembiraan disana.

"Mwo? lamaran? kau mau kerja eon?" tanya Krystal penasaran.

"Ne, aku mendaftar ke Butik milik Sandara park, belum tentu diterima sih... tapi tidak ada salahnya kalau mencoba kan?" ucap Jessica, Krystal hanya tersenyum kecil dan mengangguk.

***

"Yeoboseoyo?" Ucap Thunder saat dia tiba di teras kamarnya.

"Thunder-ah! ini aku Sulli!!" ucap Sulli disebrang sana, bukannya ekspresi bahagia, ekspresi datarlah yang ditunjukan Thunder saat mendengar suara Sulli.

"Oh? waeyo Sulli-ah?" tanya Thunder sambil mengusap tengkuknya pelan, entah apa maksudnya.

"Hmm...mian, aku lama tidak memberi kabar, tapiii aku ingin bercerita sesuatu!!" ucap Sulli antusias.

"apa itu? kau punya namjachingu?" ucap Thunder dengan wajah malasnya.

"Ahhh...majja majja! kau tau? Suzy pasti memberi tahumu ya??" ucap Sulli dengan suara antusias disana.

"Ho'oh" ucap Thunder malas dan kembali masuk kedalam kamarnya karena angin musim semi yang masih sedikit dingin.

***

Keesokan harinya Krystal terlihat duduk termenung didepan meja Choi Saem, matanya sesekali menatap jam dinding yang terpajang disebelah kanannya, sudah setengah jam dia duduk dikursi hitam itu menunggu saingannya, Jiyeon.

"Ck! kemana sih anak itu!? janji jam 1, tapi sudah jam 1 lebih dia belum datang!" ucap Choi saem yang masuk kedalam ruangannya sambil melirik jam di ponselnya.

"Jika sampai jam 2 dia belum datang, dia akan kita cancel!" ucap Choi saem sambil tetap menatap layar ponselnya, Krystal hanya tersenyum kecut dan mengangguk. Disisi lain dia senang karena akan ikut lomba dan menunjukan keahliannya didepan orang yang dia benci (Jiyeon), disisi lain dia takut akan perlombaan yang tinggal menghitung hari.

***

Thunder POV

Masih sulit menerima Sulli sudah memiliki namjachingu disana, seperti apa sih namja yang dia suka itu? kenapa dia bisa terpincut oleh namja seperti lee taemin? hari ini pikiranku hanya terfokus ke arah Sulli, bahkan aku tidak konsen akan pelajaran hari ini!

Sepulang sekolah, aku mampir ke kantin sekolah untuk membeli bubble, huft! dulu aku sering minum bubble dengan Sulli...Argh! sudahlahhhh lupakan Sulli itu Park Thunder!

"Cheondung!" kulihat Myungsoo dan Suzy memanggilku dari salah satu bangku di kantin ini, mereka makan dimeja yang sama? berdua? jarang kulihat pemandangan seperti ini, setauku Suzy selalu dengan Krystal, sejak kapan dia mau dengan namja seperti Myungsoo pula?

"Eoh? kalian disini? tidak biasanya" ucapku dan duduk diantara mereka, kulihat ekspresi keduanya seperti kelabakan, seperti orang backstreet yang ketahuan, apa mereka memang backstreet?

"Hmm...tadi aku melihat Suzy sendiri, tidak salah kan kalau kita menjalin pertemanan?" ucap Myungsoo sambil memainkan sumpitnya dan menatap Suzy, Suzy hanya mengangguk kecil dan merapikan rambunya yang bahkan tidak berantakan.

"Memang kemana nenek sihir itu?" tanyaku sambil meminum bubble Moccacino miliku, Suzy terlihat bingung siapa orang yang kumaksud, heol! apakah dia tidak tau kalau paras sahabatnya itu seperti nenek sihir?

"Jung Krystal itu..." ucapku ogah-ogahan menyebut namanya.

"Ohh..dia dipanggil Choi saem" ucap Suzy singkat, Myungsoo hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Suzy, aku jadi aneh menatap dua orang didepanku ini? lebih baik aku mampir ke ruangan Choi saem.

***

"Jiyeon sudah ditunggu 1 jam, tapi dia tidak kunjung datang" ucap Choi saem padaku didepan ruangannya, dia terlihat panik sekarang.

"Yasudah, kita fix-kan saja Krystal saem, dia cukup bisa diandalkan kok" ucapku mantap, Choi saem terlihat mencerna ucapanku sebentar dan menganggukan kepalanya.

Thunder POV end
---

Author POV

"Lebih baik kita kirim saja Krystal untuk lomba itu" ucap Choi saem sambil menulis sesuatu diatas selembar kertas.

Thunder tersenyum tipis dan menatap Krystal yang terlihat puas akan keputusan akhirnya, walaupun dia belum berdebat dengan Jiyeon, tapi ketidak datangannya Jiyeon ke ruangan choi saem mengartikan ketidak seriusannya Jiyeon akan lomba ini.

***

"Sudah fix ikut lomba, kok masih lecek begitu wajahnya?" ucap Thunder sambil menaruh semangkuk Ice cream berukuran sedang didepan Krystal yang menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.

"Gwencahana" ucap Krystal sambil mengambil sendok yang berada ditengah meja.

"Aku masih bingung kenapa Jiyeon tidak datang tadi" ucap Krystal membuka suara sambil memasukan satu sendok Ice cream strawberry kedalam mulutnya.

"Kenapa kau memikirkan dia?" ucap Thunder sambil memasukan beberapa potongan biskuit coklat untuk dicampurkan kedalam ice creamnya.

"Sepertinya dia menyiapkan beribu rencana untuk menjatuhkanku dibalik ini semua..." ucap Krystal yang sontak membuat Thunder menatapnya kaget.

"Kenapa aku tidak berfikiran seperti itu?" ucap Thunder pelan, dia juga khawatir akan nasib temannya ini, teman? apakah perlahan-lahan Krystal sudah mendapatkan posisi teman baginya?

"aku takut" ucap Krystal pelan.

Thunder masih menatap Krystal pelan, pikiran keduanya melayang entah kemana, Thunder lebih memikirkan cara untuk melindungi Krystal karena sesuai janjinya saat itu, apalagi tanpa Krystal tau kalau Jiyeon menyukai dirinya, semakin besar tekanan yang mungkin akan Krytsal hadapi nanti.

Berbeda dengan Thunder, Krystal lebih memikirkan apa yang akan dia terima beberapa hari kedepan saat kepala sekolah Lee mengumumkan keikut sertaanya dalam lomba debat, itulah yang dia takuti jika menjadi murid yang teladan seperti Thunder, pasti banyak yeoja yang iri dengannya dan ingin menjatuhkannya, dia tidak suka pergaulan sekolahnya ini.

"Ceritakan semuanya padaku" Tiba-tiba Thunder bersuara yang sontak membuat Krystal bingung.

"Ceritakan apa?" ucap Krystal.

"Semua yang kau alami yang berhubungan dengan Jiyeon" ucap Thunder, Krystal menghela nafas pelan, menceritakannya dengan Thunder sama dengan mengorek luka perih itu.


Dimasa Orientasi, Krystal dan Sulli juga Suzy sudah sangat akrab, mereka sering bercanda dan bercerita bersama, semua teman sekelas selalu meledek mereka bertiga pasalnya 1 meja dikelas itu ditempati 2 murid, dan kebetulan Krystal bersama Sulli duduk bersama, dan Suzy duduk sendiri dibelakang, dan jadinya Suzy suka duduk berdempet tiga dengan Sulli dan Krystal.

"Seharusnya mereka memiliki meja khusus, jadi bisa ditempati bertiga!" itulah julukan yang diberikan Onew pada mereka.

Sampai akhirnya Krystal mengenal gadis modis bernama Jiyeon yang selalu memiliki masalah dengannya, dan ternyata gadis itu adalah mantan sahabatnya Sulli dan Suzy dulu.

Ada beberapa kemungkinan Jiyeon memiliki dendam kepadanya, mungkin karena Sulli dan Suzy dekat dengannya sekarang, atau mungkin karena mereka selalu dibanding-bandingkan oleh teman-teman mereka.


"Intinya dia sering menindasku, hingga aku malas sekolah" ucap Krystal sambil menghela nafas untuk mengakhiri ceritanya.

"Dia merebut semuanya dariku Thunder, teman-temanku,perhatian guru-guru kepadaku,julukan yang kupunya dulu, Ciri khas milikku, semuanya dia ambil! tapi hanya satu yang tidak dia ambil" ucap Krystal dengan ala Misteriusnya.

"Apa?" tanya Thunder penasaran

"Sulli dan Suzy, hanya mereka yang masih ku pertahankan" ucap Krystal menatap lurus kedepan dengan tatapan yang kosong.

"Sebegitu pentingnya kah Sulli dan Suzy bagi Krystal?" ucap Thunder dalam hati.


TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar